Firewall
Firewall atau tembok-api adalah
sebuah sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang
dianggap aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang
tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin
terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan local dan
jaringan lainnya. Tembok-api umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap
siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar.
Saat ini,
istilah firewall menjadi
istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua
jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses
ke Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka
perlindungan terhadap modal digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas, pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya,
menjadi hakikat.
Komponen Sistem Firewall
Firewall dapat berupa PC, router,
midrange, mainframe, UNIX workstation, atau gabungan dari yang tersebut diatas.Firewall
dapat terdiri dari satu atau lebih komponen fungsional sebagai berikut :
-
Packet-filtering router
-
Application level gateway (proxy)
-
Circuit level gateway
Contoh Tipe Firewall
Firewall terdiri dari satu atau lebih
elemen software yang berjalan pada satu atau lebih host.
Tipe-tipe
firewall adalah sebagai berikut:
-
Packet-filtering Firewall
-
Dual-homed Gateway Firewall
-
Screened Host Firewall
-
Screened Subnet Firewall
Dual-homed
Gateway Firewall
• Dual-home
host sedikitnya mempunyai dua interface jaringan dan dua IP address.
• IP
forwarding dinonaktifkan pada firewall, akibatnya trafik IP pada kedua
interface
tersebut kacau di firewall karena tidak ada jalan lain bagi IP
melewati firewall kecuali
melalui proxy atau SOCKS.
• Serangan
yang datang dari layanan yang tidak dikenal akan diblok.
Screened Host Firewall
• Terdiri
dari sebuah packet-filtering router dan application level gateway
• Host
berupa application level gateway yang dikenal sebagai “bastion host”
• Terdiri
dari dua router packet filtering dan sebuah bastion host
Screened Subnet Firewall
• Menyediakan
tingkat keamanan yang tinggi daripada tipe firewall yang lain
• Membuat
DMZ(Demilitarized Zone) diantara jaringan internal dan eksternal,sehingga
router luar hanya mengijinkan akses dari luar bastion host ke information
server dan
router dalam hanya mengijinkan akses dari jaringan internal ke
bastion host
• Router
dikonfigurasi untuk meneruskan semua untrusted traffic ke bastion host dan
pada
kasus yang sama juga ke information server.
Jenis-jenis
Firewall
Firewall terbagi menjadi dua jenis,
yakni sebagai berikut
- Personal
Firewall: Personal Firewall didesain untuk
melindungi sebuah komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak
dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi sebuah
kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total, dengan
ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan semacam perangkat proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan
beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi pendekatan gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh
dari firewall jenis ini adalah microsoft windows firewall (yang telah terintegrasi dalam sistem operasi windows XP service park 2, windows vista dan windows server 2003 service pack 1, symantec Norton
Personal Firewall, kerio Personal
Firewall, dan lain-lain. Personal Firewall secara umum hanya memiliki dua fitur
utama, yakni Packet Filter
Firewall dan stateful firewall.Network
Firewall: Network ‘‘’’Firewall didesain
untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya
dijumpai dalam dua bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau
sebagai sebuah perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh
dari firewall ini adalah microsoft internet securiti and acceleration server (ISA server), cisco PIX, cisco ASA, IPTables dalam sistem
operasi GNU/linux, pf dalam keluarga sistem operasi unix BSD, serta SunScreen dari sun microsystems, inc. yang dibundel dalam sistem operasi solaris. Network Firewall secara umum memiliki beberapa fitur
utama, yakni apa yang dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall
dan stateful firewall),Circuit Level
Gateway, Application Level
Gateway, dan juga NAT
Firewall. Network Firewall umumnya bersifat transparan (tidak terlihat)
dari pengguna dan menggunakan teknologirouting untuk
menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak.
Fungsi
Firewall
Secara
fundamental, firewall dapat melakukan hal-hal berikut:
§
Mengatur
dan mengontrol lalu lintas jaringan
§
Melakukan
autentikasi terhadap akses
§
Melindungi
sumber daya dalam jaringan privat
§
Mencatat
semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator
Mengatur
dan Mengontrol Lalu lintas jaringan
Fungsi
pertama yang dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall harus dapat mengatur
dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan
privat atau komputer yang dilindungi oleh firewall. Firewall melakukan hal yang
demikian, dengan melakukan inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi
yang sedang dibuat, lalu melakukan penapisan (filtering) terhadap koneksi berdasarkan hasil inspeksi paket dan
koneksi tersebut.
Proses inspeksi Paket
Inspeksi
paket ('packet inspection)
merupakan proses yang dilakukan oleh firewall untuk 'menghadang' dan memproses
data dalam sebuah paket untuk menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau
ditolak, berdasarkan kebijakan akses (access
policy) yang diterapkan oleh seorang administrator.
Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak menolak atau menerima
komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi terhadap setiap paket (baik
yang masuk ataupun yang keluar) di setiap antarmuka dan membandingkannya dengan
daftar kebijakan akses. Inspeksi paket dapat dilakukan dengan melihat
elemen-elemen berikut, ketika menentukan apakah hendak menolak atau menerima
komunikasi:
§ alamat IPdari
komputer sumber
§
portsumber
pada komputer sumber
§
alamat IPdari
komputer tujuan
§
port tujuan
data pada komputer tujuan
§
protokol IP
§
Informasi
header-header yang disimpan dalam paket
Koneksi dan Keadaan Koneksi
Agar
dua host TCP/IP dapat saling berkomunikasi, mereka harus saling membuat koneksi
antara satu dengan lainnya. Koneksi ini memiliki dua tujuan:
- Komputer
dapat menggunakan koneksi tersebut untuk
mengidentifikasikan dirinya kepada komputer lain, yang meyakinkan bahwa
sistem lain yang tidak membuat koneksi tidak dapat mengirimkan data ke komputer
tersebut. Firewall juga dapat menggunakan informasi koneksi untuk menentukan
koneksi apa yang diizinkan oleh kebijakan akses dan menggunakannya untuk
menentukan apakah paket data tersebut akan diterima atau ditolak.
- Koneksi
digunakan untuk menentukan
bagaimana cara dua host tersebut akan berkomunikasi antara satu dengan yang
lainnya (apakah dengan menggunakan koneksiconnection-oriented, atau connectionless).
Kedua
tujuan tersebut dapat digunakan untuk menentukan keadaan koneksi antara dua
host tersebut, seperti halnya cara manusia bercakap-cakap. Jika Amir bertanya
kepada Aminah mengenai sesuatu, maka Aminah akan meresponsnya dengan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh Amir; Pada saat Amir
melontarkan pertanyaannya kepada Aminah, keadaan percakapan tersebut adalah
Amir menunggu respons dari Aminah. Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara
yang sama untuk memantau keadaan percakapan komunikasi yang terjadi.
Firewall
dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan apakah ia hendak
mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini dilakukan dengan memelihara
sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah firewall: state table) yang memantau keadaan
semua komunikasi yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini,
firewall dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang
"ditunggu" oleh host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya.
Jika data yang melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang
didefinisikan oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal
ini umumnya disebut sebagai Stateful
Inspection.
Stateful Packet Inspection
Ketika
sebuah firewall menggabungkan stateful
inspection dengan packet
inspection, maka firewall tersebut dinamakan dengan Stateful Packet Inspection (SPI).
SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak dilakukan dengan menggunakan
struktur paket dan data yang terkandung dalam paket, tapi juga pada keadaan apa
host-host yang saling berkomunikasi tersebut berada. SPI mengizinkan firewall
untuk melakukan penapisan tidak hanya berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga
berdasarkan koneksi atau keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan firewall
memiliki kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan memiliki
skalabilitas dalam hal penapisan yang tinggi.
Salah
satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket biasa adalah bahwa
ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan (tentu saja setelah
dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan (policy) tidak dibutuhkan untuk
mengizinkan komunikasi balasan karena firewall tahu respons apa yang diharapkan
akan diterima. Hal ini memungkinkan inspeksi terhadap data dan perintah yang
terkandung dalam sebuah paket data untuk menentukan apakah sebuah koneksi
diizinkan atau tidak, lalu firewall akan secara otomatis memantau keadaan
percakapan dan secara dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan
keadaan. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan
dengan firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan
tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk mengizinkan
respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall modern telah mendukung
fungsi ini.
Melakukan autentikasi terhadap akses
Fungsi
fundamental firewall yang kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi
terhadap akses.
Protokol
TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut mendukung komunikasi yang
terbuka. Jika dua host saling mengetahui alamat IP satu sama lainnya, maka
mereka diizinkan untuk saling berkomunikasi. Pada awal-awal perkembangan
Internet, hal ini boleh dianggap sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat
semakin banyak yang terhubung ke Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja
yang dapat berkomunikasi dengan sistem yang kita miliki.
Karenanya, firewall
dilengkapi dengan fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme
autentikasi, sebagai berikut:
- Firewall
dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna (user name) serta kata
kunci (password). Metode ini sering disebut sebagai extended authentication
atau xauth. Menggunakan xauth pengguna yang mencoba untuk membuat sebuah
koneksi akan diminta input mengenai nama dan kata kuncinya sebelum akhirnya
diizinkan oleh firewall. Umumnya, setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan
keamanan dalam firewall, firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input
password dan namanya, kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba
menghubungkan dirinya kembali.
- Metode
kedua adalah dengan menggunakan seetifikat digital dan kunci publik. Keunggulan
metode ini dibandingkan dengan metode pertama adalah proses autentikasi dapat
terjadi tanpa intervensi pengguna. Selain itu, metode ini lebih cepat dalam
rangka melakukan proses autentikasi. Meskipun demikian, metode ini lebih rumit
implementasinya karena membutuhkan banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur kunci publik.
- Metode
selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre-Shared Key (PSK) atau kunci yang
telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan dengan sertifikat digital,
PSK lebih mudah diimplenentasikan karena lebih sederhana, tetapi PSK juga
mengizinkan proses autentikasi terjadi tanpa intervensi pengguna. Dengan
menggunakan PSK, setiap host akan diberikan sebuah kunci yang telah ditentukan
sebelumnya yang kemudian digunakan untuk proses autentikasi. Kelemahan metode
ini adalah kunci PSK jarang sekali diperbarui dan banyak organisasi sering
sekali menggunakan kunci yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host-host
yang berada pada jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan proses
autentikasi. Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi, umumnya
beberapa organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK dengan xauth
atau PSK dengan sertifikat digital.
Dengan
mengimplementasikan proses autentikasi, firewall dapat menjamin bahwa koneksi
dapat diizinkan atau tidak. Meskipun jika paket telah diizinkan dengan
menggunakan inspeksi paket (PI) atau berdasarkan keadaan koneksi (SPI), jika
host tersebut tidak lolos proses autentikasi, paket tersebut akan dibuang.
Melindungi
sumber daya dalam jaringan privat
Salah
satu tugas firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman yang mungkin
datang. Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa peraturan
pengaturan akses (access control), penggunaan SPI, application proxy, atau
kombinasi dari semuanya untuk mencegah host yang dilindungi dapat diakses oleh
host-host yang mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan.
Meskipun demikian, firewall bukanlah satu-satunya metode proteksi terhadap
sumber daya, dan mempercayakan proteksi terhadap sumber daya dari ancaman
terhadap firewall secara eksklusif adalah salah satu kesalahan fatal.
Jika
sebuah host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang memiliki lubang
keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke Internet, firewall mungkin tidak
dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut oleh host-host lainnya, khususnya
jika exploit tersebut menggunakan lalu lintas yang oleh firewall telah
diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai contoh, jika sebuah packet-inspection
firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke sebuah web server yang menjalankan
sebuah layanan web yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal, maka
seorang pengguna yang "iseng" dapat saja membuat exploit untuk
meruntuhkan web server tersebut karena memang web server yang bersangkutan
memiliki lubang keamanan yang belum ditambal. Dalam contoh ini, web server
tersebut akhirnya mengakibatkan proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi
tidak berguna.
Hal ini disebabkan oleh firewall yang tidak dapat membedakan
antara request HTTP yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang
digunakan bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang
dilindungi haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap
lubang-lubang keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall.
Cara
Kerja Firewall
Packet-Filter
Firewall
Pada bentuknya yang paling
sederhana, sebuah firewall adalah sebuah router atau komputer yang
dilengkapi dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu antarmuka
jaringan) yang mampu melakukan penapisan atau penyaringan terhadap paket paket yang
masuk. Perangkat jenis ini umumnya disebut dengan packet-filtering router.
Firewall jenis ini bekerja dengan
cara membandingkan alamat sumber dari paket-paket tersebut dengan kebijakan
pengontrolan akses yang terdaftar dalam access control list firewall,
router tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang
masuk tersebut ke tujuannya atau menghentikannya.
Pada bentuk yang lebih
sederhana lagi, firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain yang
menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan atau menolak
paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router tidak dapat
digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan menggunakan basis
hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Packet-filtering router juga dapat
dikonfigurasikan agar menghentikan beberapa jenis lalu lintas jaringan dan
tentu saja mengizinkannya. Umumnya, hal ini dilakukan dengan
mengaktifkan/menonaktifkan port TCP/IP dalam
sistem firewall tersebut. Sebagai contoh, port 25 yang digunakan oleh protokol SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
umumnya dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk mengizinkan surat elektronik dari
Internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port lainnya seperti port 23
yang digunakan oleh protokol telnet dapat
dinonaktifkan untuk mencegah pengguna Internet untuk mengakses layanan yang
terdapat dalam jaringan privat tersebut.
Firewall juga dapat memberikan semacam
pengecualian (exception) agar
beberapa aplikasi dapat melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan
pendekatan ini, keamanan akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang
signifikan yakni kerumitan konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control
List firewall akan membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama domain,
atau port yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception yang
diberlakukan.
Circuit
Level Gateway
Firewall
jenis lainnya adalah Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam
sebuah proxy server. Firewall jenis ini beroperasi
pada level yang lebih tinggi dalam model referenci 7 lapis OSI (bekerja
pada lapisan sesi/session layer) daripada Packet Filter Firewall. Modifikasi
ini membuat firewall jenis ini berguna dalam rangka menyembunyikan informasi
mengenai jaringan terproteksi, meskipun firewall ini tidak melakukan
penyaringan terhadap paket-paket individual yang mengalir dalam koneksi.
Dengan
menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara pengguna dan
jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan dihadapkan secara
langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan koneksi dan firewall pun
akan membentuk koneksi dengan sumber daya jaringan yang hendak diakses oleh
pengguna setelah mengubah alamat IP dari paket yang ditransmisikan oleh dua
belah pihak. Hal ini mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan
sumber daya jaringan yang ia akses.
Firewall
ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering Firewall, karena
pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP jaringan internal dalam
paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP dari firewall. Protokol yang
populer digunakan sebagai Circuit-Level Gateway adalah SOCKS v5.
Application
Level Firewall
Firewall
jenis lainnya adalah Application Level Gateway (atau Application-Level Firewall
atau sering juga disebut sebagai Proxy Firewall), yang umumnya juga merupakan
komponen dari sebuah proxy server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang
datang untuk melewati firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang
berjalan dalam komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan
tersebut kepada layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian
meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat
permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan publik yang tidak aman.
Umumnya,
firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih dahulu terhadap pengguna
sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk mengakses jaringan. Selain itu,
firewall ini juga mengimplementasikan mekanisme auditing dan pencatatan
(logging) sebagai bagian dari kebijakan keamanan yang diterapkannya.
Application Level Firewall juga umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang
diberlakukan pada pengguna untuk mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi.
Sebagai contoh, jika sebuah proxy FTP dikonfigurasikan
di atas sebuah application layer gateway, proxy tersebut dapat dikonfigurasikan
untuk mengizinlan beberapa perintah FTP, dan menolak beberapa perintah lainnya.
Jenis ini paling sering diimplementasikan pada proxy SMTP sehingga mereka
dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa menampakkan alamat e-mail
internal), lalu meneruskan e-mail tersebut kepada e-mail server dalam jaringan.
Tetapi, karena adanya pemrosesan yang lebih rumit, firewall jenis ini
mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai application gateway
memiliki spesifikasi yang tinggi, dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan
dengan packet-filter firewall.
NAT
Firewall
NAT (Network
Address Translation) Firewall secara otomatis menyediakan proteksi terhadap
sistem yang berada di balik firewall karena NAT Firewall hanya mengizinkan
koneksi yang datang dari komputer-komputer yang berada di balik firewall.
Tujuan dari NAT adalah untuk melakukan multiplexing terhadap
lalu lintas dari jaringan internal untuk kemudian menyampaikannya kepada
jaringan yang lebih luas (MAN, WAN atau Internet) seolah-olah paket tersebut
datang dari sebuah alamat IP atau beberapa alamat IP.
NAT Firewall membuat
tabel dalam memori yang mengandung informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh
firewall. Tabel ini akan memetakan alamat jaringan internal ke alamat
eksternal. Kemampuan untuk menaruh keseluruhan jaringan di belakang sebuah
alamat IP didasarkan terhadap pemetaan terhadap port-port dalam NAT firewall.
Stateful
Firewal
Stateful
Firewall merupakan sebuah firewall yang menggabungkan keunggulan yang
ditawarkan oleh packet-filtering firewall, NAT Firewall, Circuit-Level Firewall
dan Proxy Firewall dalam satu sistem. Stateful Firewall dapat melakukan
filtering terhadap lalu lintas berdasarkan karakteristik paket, seperti halnya
packet-filtering firewall, dan juga memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi
untuk meyakinkan bahwa sesi koneksi yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak
seperti Proxy Firewall atau Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya
didesain agar lebih transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau
NAT firewall).
Tetapi, stateful firewall juga mencakup beberapa aspek yang
dimiliki oleh application level firewall, sebab ia juga melakukan inspeksi
terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (application layer) dengan
menggunakan layanan tertentu. Firewall ini hanya tersedia pada beberapa
firewall kelas atas, semacam Cisco PIX. Karena menggabungkan keunggulan
jenis-jenis firewall lainnya, stateful firewall menjadi lebih kompleks.
Virtual
Firewall
Virtual Firewall
adalah sebutan untuk beberapa firewall logis yang berada dalam sebuah perangkat
fisik (komputer atau perangkat firewall lainnya). Pengaturan ini mengizinkan
beberapa jaringan agar dapat diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang
menjalankan kebijakan keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu
buah perangkat. Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (internet service provider) dapat
menyediakan layanan firewall kepada para pelanggannya, sehingga mengamankan
lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan menggunakan satu buah perangkat. Hal
ini jelas merupakan penghematan biaya yang signifikan, meski firewall jenis ini
hanya tersedia pada firewall kelas atas, seperti Cisco PIX 535.
Transparent
Firewall
Transparent Firewall (juga dikenal
sebagai bridging firewall) bukanlah sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya
berupa turunan dari stateful Firewall. Daripada firewall-firewall lainnya yang
beroperasi pada lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan
Data-Link Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di atasnya.
Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang dapat dilakukan
oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful firewall dan tidak
terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut sebagai Transparent
Firewall).
Intinya, transparent firewall
bekerja sebagai sebuah bridge yang bertugas untuk menyaring lalu lintas
jaringan antara dua segmen jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall,
keamanan sebuah segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus
mengaplikasikan NAT Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan,
yakni sebagai berikut:
- Konfigurasi yang mudah (bahkan
beberapa produk mengklaim sebagai "Zero Configuration"). Hal ini
memang karena transparent firewall dihubungkan secara langsung dengan jaringan
yang hendak diproteksinya, dengan memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi
konfigurasi firewall tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer,
pengubahan alamat IP pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan
untuk melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan yang
memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat juga untuk
melindungi sebuah host, jika memang diperlukan.
- Kinerja yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh firewall yang berjalan dalam lapisan data-link lebih sederhana
dibandingkan dengan firewall yang berjalan dalam lapisan yang lebih tinggi.
Karena bekerja lebih sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil
dibandingkan dengan firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan
akhirnya performa yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
- Tidak terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang dikarenakan
Transparent Firewall bekerja pada lapisan data-link, dan tidak membutuhkan
alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk melakukan manajemen
terhadapnya, jika memang jenisnya managed
firewall). Karena itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh
para penyerang. Karena tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki alamat
IP), penyerang pun tidak dapat menyerangnya.